Kepemimpinan Gubernur
Kalimantan Barat Cornelis
“Sang
Pemersatu Suku Dayak”
PROFIL :
Nama
: Drs. Cornelis, MH.
Tempat dan Tgl Lahir : Sanggau, 27 Juli 1953
Agama : Katolik
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan : Magister Hukum (S-2)
Jabatan di Partai : Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat.
Tempat dan Tgl Lahir : Sanggau, 27 Juli 1953
Agama : Katolik
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan : Magister Hukum (S-2)
Jabatan di Partai : Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat.
Pendidikan
- APDN di
Pontianak Tahun 1978
- S-1 Ilmu
Pemerintahan UNIBRAW di Malang Tahun 1987
- S-2
Magister Ilmu Hukum UNTAN di Pontianak Tahun 2004
JABATAN SEKARANG
·
GUBERNUR KALIMANTAN
BARAT
·
PRESIDEN MAJELIS ADAT DAYAK
NASIONAL
I.
LATAR BELAKANG
Gubernur Cornelis terlahir dari
pasangan Serma (Sersan Mayor) J.R. Djamin Indjah dengan Maria Christina Uko. Ia
merupakan putera kedua dari delapan bersaudara. Mereka adalah Cyrillus, Cornelis,
Redempta, Amandus, Eutropia, Yulia, Agustina, dan Rosalia.
Masa kecil Cornelis, ia biasa dipanggil Ulis. Ketika berusia 5 tahun, Cornelis harus ikut sang ayah yang ditugaskan di Sukadana, Ketapang. Mereka tinggal di perumahan polisi. Tidak lama di Sukadana, Djamin pindah lagi ke Senakin. Di Senakin, Cornelis bersekolah dan menamatkan pendidikannya di Sekolah Rakjat (SR) tahun 1960-1966. Ketika Cornelis duduk di Sekolah Rakyat, Djamin, sang ayah yang polisi berangkat perang membela negara Indonesia yang sedang berkonflik dengan malaysia. Kesukaan Cornelis semasa kecilnya adalah memancing ikan dan berburu belalang. Setamatnya SR tahun 1966, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gotong Royong di Senakin tamat tahun 1969. Ia pindah ke Pontianak ikut saudaranya. Di Pontianak, inilah Cornelis menyelesaikan sekolahnya di SMA Kapuas Pontianak pada tahun 1972. Ditahun 1973 Cornelis melanjutkan sekolah di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Pontianak dan selesai tahun 1978. Saat itu kuliah di APDN tidak mengeluarkan biaya. Seluruh kebutuhan berkaitan dengan perkuliahan ditanggung negara. Di samping itu lulus kuliah langsung memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri. Di APDN, Cornelis mulai mengenal dunia politik, termasuk tata pemerintahan Indonesia. Tamat APDN tahun 1978, Cornelis langsung diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri dan ditempatkan sebagai Staf Biro Kepegawaian Kantor Gubernur Propinsi Kalbar. Pada awal Maret 1979, Cornelis ditugaskan sebagai Mantri Polisi di Kecamatan Mandor, Kabupaten Pontianak. Cornelis menikmati gaji pertamanya dengan kepangkatan Gol II/b status Calon Pegawai Negeri per 1 Maret 1979. Bersama dengan perjalanan waktu, karirnya pun ikut merangkak. Setelah mendapat pengukuhan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 Juni 1980, Cornelis kemudian mendapat tugas sebagai Kepala Urusan Bangdes Kecamatan Mandor dan PU Kabag Pemda Kantor Bupati Pontianak di Mempawah. Ketika di Mandor, Cornelis bersedia memimpin Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan aktif di Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI (FKPPI) di Menjalin, Menyuke, dan Ngabang sejak tahun 1979. AMPI dan FKPPI, keduanya merupakan organisasi kepemudaan yang menyalurkan aspirasi politiknya ke Golkar. Setelah menjabat camat, Cornelis secara otomatis menjadi Ketua Banwanhat Golkar yang bertugas untuk memenangkan Pemilu di kecamatan yang dipimpinnya. Untuk upayanya ini, ia mendapatkan surat penghargaan dan ucapan terima kasih dari Golkar Tingkat I Kalbar kerena telah ikut memenangkan Golkar dalam Pemilu 1982-1998. Pada tahun 1984, pemerintah menawarkan Cornelis untuk melanjutkan pendidikan. Cornelis memilih ke Universitas Brawijaya (Unibra) Malang, Jawa Timur untuk menyelesaikan S-1 di Fakultas Ilmu Administrasidan lulus diwisuda pada tangal 8 November 1986. Sejak itu Cornelis bergelar doktorandus (Drs). Menginjak usianya yang ke-27, Cornelis menikah dengan Frederika pada 20 April 1980. Imam yang memberikan sakramen perkawinan mereka adalah Pastor Sarinus OFM.Cap di Gereja Katolik Mempawah. Setelah menikah, karier Cornelis makin mantap. Ia mendapat kepercayaan menjadi camat di Kecamatan Menjalin (1989-1995) dan Kecamatan Menyuke (1995-1999). Kebahagiaan Cornelis semakin lengkap tatkala Tuhan mengaruniai seorang putra, John Travolta Nang Niam Sidi Edo , namun umurnya hanya 41 hari saja. John meninggal dunia, terserang penyakit demam berdarah, yang ketika itu sedang mewabah. John di makamkan di Mandor. Untuk mengurangi rasa stress, isterinya diperkenankan bekerja sebagai guru Sekolah Dasar. Paling tidak dengan kesibukan mengajar, Frederika dapat mengurangi atau bisa sedikit melupakan rasa dukanya. Keluarga bahagia ini tak lama bersedih, beberapa tahun kemudian, lahir seorang putri cantik yakni Karolin Margareth Natasa dan disusul kemudian kelahiran Angelina Fremalco. Setelah kehadiran Karolin dan Angelina, Cornelis dan isterinya dapat menghilangkan rasa dukanya. Kemudian setelah menjadi pemimpin kecamatan menyuke selama empat tahun Cornelis pun mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri pada pemilihan umum di kabupaten landak provinsi kalimantan barat, Kabupaten landak merupakan basis dari suku sub dayak ahe yang mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi dan mempunyai watak yang keras kepala. Pemilihan calon bupati landak pun berjalan sangat ketat karena masing-masing calon merupakan putra dayak asli kalimantan barat, beruntung saat penghitungan suara ternyata pasangan Cornelis unggul dengan jumlah 2 suara dari calon pasangan lain sehingga membuat Cornelis berhak maju menjadi pemimpin kabupayen landak. Kepemimpinan Cornelis di kabupaten landak tergolong sangat sukses hal ini dilihat dari pembangungan infrastruktur yang dibangun secara merata baik dikota maupun di kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten landak, dari sisi budaya juga Cornelis mampu menyatukan masyarakat dayak yang menetap di kabupaten landak, hal ini bisa dilihat dari pembangunan rumah betang serta banyaknya acara adat yang diadakan setiap tahun di kabupaten Landak. Hal inilah yang mengantarkan Cornelis menjadi Bupati Landak selama dua periode, yakni 2001–2006 dan 2006–2008. Diakhir pemerintahan sebagai bupati landak Cornelis pun mencalonkan diri sebagai gubernur kalimantan barat dan berpasangan dengan Christiandy sanjaya untuk meperebutan Kursi kepemimpinan di kalimantan barat.
Masa kecil Cornelis, ia biasa dipanggil Ulis. Ketika berusia 5 tahun, Cornelis harus ikut sang ayah yang ditugaskan di Sukadana, Ketapang. Mereka tinggal di perumahan polisi. Tidak lama di Sukadana, Djamin pindah lagi ke Senakin. Di Senakin, Cornelis bersekolah dan menamatkan pendidikannya di Sekolah Rakjat (SR) tahun 1960-1966. Ketika Cornelis duduk di Sekolah Rakyat, Djamin, sang ayah yang polisi berangkat perang membela negara Indonesia yang sedang berkonflik dengan malaysia. Kesukaan Cornelis semasa kecilnya adalah memancing ikan dan berburu belalang. Setamatnya SR tahun 1966, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gotong Royong di Senakin tamat tahun 1969. Ia pindah ke Pontianak ikut saudaranya. Di Pontianak, inilah Cornelis menyelesaikan sekolahnya di SMA Kapuas Pontianak pada tahun 1972. Ditahun 1973 Cornelis melanjutkan sekolah di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Pontianak dan selesai tahun 1978. Saat itu kuliah di APDN tidak mengeluarkan biaya. Seluruh kebutuhan berkaitan dengan perkuliahan ditanggung negara. Di samping itu lulus kuliah langsung memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri. Di APDN, Cornelis mulai mengenal dunia politik, termasuk tata pemerintahan Indonesia. Tamat APDN tahun 1978, Cornelis langsung diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri dan ditempatkan sebagai Staf Biro Kepegawaian Kantor Gubernur Propinsi Kalbar. Pada awal Maret 1979, Cornelis ditugaskan sebagai Mantri Polisi di Kecamatan Mandor, Kabupaten Pontianak. Cornelis menikmati gaji pertamanya dengan kepangkatan Gol II/b status Calon Pegawai Negeri per 1 Maret 1979. Bersama dengan perjalanan waktu, karirnya pun ikut merangkak. Setelah mendapat pengukuhan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 Juni 1980, Cornelis kemudian mendapat tugas sebagai Kepala Urusan Bangdes Kecamatan Mandor dan PU Kabag Pemda Kantor Bupati Pontianak di Mempawah. Ketika di Mandor, Cornelis bersedia memimpin Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan aktif di Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI (FKPPI) di Menjalin, Menyuke, dan Ngabang sejak tahun 1979. AMPI dan FKPPI, keduanya merupakan organisasi kepemudaan yang menyalurkan aspirasi politiknya ke Golkar. Setelah menjabat camat, Cornelis secara otomatis menjadi Ketua Banwanhat Golkar yang bertugas untuk memenangkan Pemilu di kecamatan yang dipimpinnya. Untuk upayanya ini, ia mendapatkan surat penghargaan dan ucapan terima kasih dari Golkar Tingkat I Kalbar kerena telah ikut memenangkan Golkar dalam Pemilu 1982-1998. Pada tahun 1984, pemerintah menawarkan Cornelis untuk melanjutkan pendidikan. Cornelis memilih ke Universitas Brawijaya (Unibra) Malang, Jawa Timur untuk menyelesaikan S-1 di Fakultas Ilmu Administrasidan lulus diwisuda pada tangal 8 November 1986. Sejak itu Cornelis bergelar doktorandus (Drs). Menginjak usianya yang ke-27, Cornelis menikah dengan Frederika pada 20 April 1980. Imam yang memberikan sakramen perkawinan mereka adalah Pastor Sarinus OFM.Cap di Gereja Katolik Mempawah. Setelah menikah, karier Cornelis makin mantap. Ia mendapat kepercayaan menjadi camat di Kecamatan Menjalin (1989-1995) dan Kecamatan Menyuke (1995-1999). Kebahagiaan Cornelis semakin lengkap tatkala Tuhan mengaruniai seorang putra, John Travolta Nang Niam Sidi Edo , namun umurnya hanya 41 hari saja. John meninggal dunia, terserang penyakit demam berdarah, yang ketika itu sedang mewabah. John di makamkan di Mandor. Untuk mengurangi rasa stress, isterinya diperkenankan bekerja sebagai guru Sekolah Dasar. Paling tidak dengan kesibukan mengajar, Frederika dapat mengurangi atau bisa sedikit melupakan rasa dukanya. Keluarga bahagia ini tak lama bersedih, beberapa tahun kemudian, lahir seorang putri cantik yakni Karolin Margareth Natasa dan disusul kemudian kelahiran Angelina Fremalco. Setelah kehadiran Karolin dan Angelina, Cornelis dan isterinya dapat menghilangkan rasa dukanya. Kemudian setelah menjadi pemimpin kecamatan menyuke selama empat tahun Cornelis pun mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri pada pemilihan umum di kabupaten landak provinsi kalimantan barat, Kabupaten landak merupakan basis dari suku sub dayak ahe yang mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi dan mempunyai watak yang keras kepala. Pemilihan calon bupati landak pun berjalan sangat ketat karena masing-masing calon merupakan putra dayak asli kalimantan barat, beruntung saat penghitungan suara ternyata pasangan Cornelis unggul dengan jumlah 2 suara dari calon pasangan lain sehingga membuat Cornelis berhak maju menjadi pemimpin kabupayen landak. Kepemimpinan Cornelis di kabupaten landak tergolong sangat sukses hal ini dilihat dari pembangungan infrastruktur yang dibangun secara merata baik dikota maupun di kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten landak, dari sisi budaya juga Cornelis mampu menyatukan masyarakat dayak yang menetap di kabupaten landak, hal ini bisa dilihat dari pembangunan rumah betang serta banyaknya acara adat yang diadakan setiap tahun di kabupaten Landak. Hal inilah yang mengantarkan Cornelis menjadi Bupati Landak selama dua periode, yakni 2001–2006 dan 2006–2008. Diakhir pemerintahan sebagai bupati landak Cornelis pun mencalonkan diri sebagai gubernur kalimantan barat dan berpasangan dengan Christiandy sanjaya untuk meperebutan Kursi kepemimpinan di kalimantan barat.
II.
Tinjauan
Konseptual
Pengertian
Kepemimpinan menurut para ahli
Adapun beberapa pengertian kepemimpinan menurut para
ahli yaitu:
Pengertian kepemimpinan menurut
Pengertian kepemimpinan menurut
·
Hemhill dan
Coons adalah perilaku dari seorang
individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
ingin dicapai bersama (shared goals).
·
Tannenbaum,
Weschler dan Masarik menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu
situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian
satu atau beberapa tujuan tertentu”.
·
Stogdill menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pembentukan awal
serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.
·
Katz dan Kahn menyatakan bahwa adalah peningkatan pengaruh sedikit
demi sedikit pada , dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
·
Rauch dan
Behling menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
·
Jacobs dan
Jacques menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses memberi arti atau pengarahan yang berarti terhadap usaha
kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan
untuk mencapai sasaran. Pengertian kepemimpinan menurut Hosking adalh mereka
yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial yang
diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.
·
S.P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
keterampilan dan kemampuan dari seseorang yang telah menduduki jabatan menjadi
pimpinan dalam sebuah pekerjaan dalam mempengaruhi tindakan orang lain,
terutama kepada bawahannya agar berfikir dan bertingkah laku sedemikian rupa
sehingga melalui tingkah laku positif ini dapat memberikan sumbangan yang nyata
didalam pencapaian tujuan organisasi.
·
Prof. Kimbal
Young menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu bentuk dominasi yang disengaja atau disadari oleh kemampuan pribadi
yang mampu mendoring atau mengajak kepad aorang lain dalam melakukan sesuatu
berdasarkan atas penerimaan oleh kelompoknya dan mempunyai keahlian yang khusus
secara tepat bagi situasi yang khusus. Pengertian kepemimpinan menurut
·
Ordway tead dalam bukunya The Art Of LeaderShip yang menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam mempengaruhi orang-orang agar
mereka ingin bekerja sama dalam mencapai tujuan yang kita inginkan.Pengertian
kepemimpinan menurut
·
George R. Terry menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan
untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka menyukai untu berusaha dalam
mencapai tujuan-tujuan kelompok atua organisasi. Pengertian kepemimpinan
menurut
·
Howard H. Hoyt menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni untuk bisa
mempengaruhi segala tingkahlaku dari manusia, dan memiliki kemampuan dalam
membimbing seseorang.
Kebanyakan pengertian
kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses
pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengajai untuk dijalankan
oleh seseorang terhadap organisasi atau kelompok. Berbagai pengertian
kepemimpinan yang sudah ditawarkan tapi kelihatannya tidak berisi hal-hal
selain itu. Pengertian tersebut berbeda dalam berbagai aspek, termasuk
didalamnya siapa yang menggunakan pengaruh, sasaran yang ingin diperoleh dari
pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari
uasaha menggunakan pengaruh tersebut. Perbedaan-perbedaan tersebut bukan hanya
merupakan sebuah hal akademis yang dicari-cari. Ia mencerminkan adanya
ketidaksesuaian yang mendalam mengenai identifikasi dari para pemimpin serta
proses kepemimpinan
Teori-teori kepemimpinan (Leadership
theory)
·
Teori
genetis dimana menjelaskan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena ia
telah dilahirkan untuk bisa menjadi pemimpin; dia telah memiliki bakat dan
mempunyai pembawaan untuk bisa menjadi pemimpin. Menurut teori kepemimpinan
seperti teori genetis ini mengasumsikan bahwa tidak setiap orang dapat menjadi
pemimpin, hanya beberapa orang yang memiliki pembawaan dan bakat saja yang
dapat menjadi pemimpin. Hal tersebut memunculkan “Pemimpin tidak hanya sekedar
dibentuk tapi dilahirkan”.
·
Teori
sosial yang menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena
lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi
pemimpin. Setiap orang dapat memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan
pembinaan untuk dapat menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki
pembawaan atau bakat. Adapun istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu
Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan.
·
Teori
ekologis, dalam teori kepemimpinan ekologis ini menyatakan bahwa gabungan dari
teori genetis dan sosial, dimana seseorang akan menjadi pemimpin membutuhkan
bakat dan bakat tersebut mesti selalu dibina agar berkembang. Kemungkinan untuk
bisa mengembangkan bakat tersebut itu tergantung dari lingkungannya
·
Teori
situasi, dalam teori kepemimpinan situasi ini menyatkaan bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin ketika berada dalam situasi tertentu karena dia memiliki
kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan dalam situasi tersebut. Akan tetapi pada
situasi yang lainnya, kelebihannya tersebut tidak dibutuhkan, akhirnya ia tidak
akan menjadi pemimpin lagi, bahkan bisa jadi menjadi pengikut saja
Tipe dan Gaya kepemimpinan
Pemimpin itu memiliki sifat, kebiasaan dan watak serta kepribadian yang khas. Dari tingkah laku dan gayanya lah yang dapat membedakan dirinya dibanding orang lain. Gaya tentunya akan selalu dapat mewarnai perilaku dan tipe seseorang dalam pemimpin atau gaya kepemimpinan.
Pemimpin itu memiliki sifat, kebiasaan dan watak serta kepribadian yang khas. Dari tingkah laku dan gayanya lah yang dapat membedakan dirinya dibanding orang lain. Gaya tentunya akan selalu dapat mewarnai perilaku dan tipe seseorang dalam pemimpin atau gaya kepemimpinan.
Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu
sebagai berikut
·
Gaya
kepemimpinan otokratis
Gaya ini terkadang disebut sebagai kepemimpinan yang terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya otokratis ini ditandai dengan adanya petunjuk yang sangat banyak sekali yang berasal dari pemimpin dan tidak ada satupun peran para anak buah dalam merencanakan dan sekaligus mengambil suatu keputusan. Gaya kepemimpinan otokratis ini akan menentukan sendiri keputusan, peran, bagaimana, kapan dan bilamana secara sepihak. Yang pasti tugas yang diperintahkan mesti dilaksanakan. Paling sangat menonjol dalam gaya kepemimpinan otokratis ini adalah seseorang akan memberikan perintah dan mesti dipatuhi. Ia akan memerintah berdasarkan dari kemampuannya untuk menjatuhkan hukuman serta memberikan hadiah. Gaya kepemimpinan otokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang lain yang ada disekitar agar mau bersedia berkerjasama dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan ditempuh atas segala cara kegiatan yang akan dijalankan atas dasar putusan dari pemimpin.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis ini yaitu wewenang mutlak itu terpusat dari pemimpin, keputusan akan selalu dibuat oleh pemimpin, kebijakan akan selalu dibuat oleh pemimpin, komunikasi hanya berlangsung dalam satu arah dimana dari pimpinan ke bawahan bukan sebaliknya, pengawsan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) dari para bawahannya dilakukan dengan ketat, tak ada kesempatan untuk para bawahan dalam memberikan (pendapat, saran atau pertimbangan), lebih banyak mendapatkan kritikan dibanding pujian, menuntut adanya kesetiaan dan prestasi yang sempurna dari para bawahan tanpa adanya syarat, dan cenderung memberikan paksaan, hukuman dan anacaman
Gaya ini terkadang disebut sebagai kepemimpinan yang terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya otokratis ini ditandai dengan adanya petunjuk yang sangat banyak sekali yang berasal dari pemimpin dan tidak ada satupun peran para anak buah dalam merencanakan dan sekaligus mengambil suatu keputusan. Gaya kepemimpinan otokratis ini akan menentukan sendiri keputusan, peran, bagaimana, kapan dan bilamana secara sepihak. Yang pasti tugas yang diperintahkan mesti dilaksanakan. Paling sangat menonjol dalam gaya kepemimpinan otokratis ini adalah seseorang akan memberikan perintah dan mesti dipatuhi. Ia akan memerintah berdasarkan dari kemampuannya untuk menjatuhkan hukuman serta memberikan hadiah. Gaya kepemimpinan otokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang lain yang ada disekitar agar mau bersedia berkerjasama dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan ditempuh atas segala cara kegiatan yang akan dijalankan atas dasar putusan dari pemimpin.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis ini yaitu wewenang mutlak itu terpusat dari pemimpin, keputusan akan selalu dibuat oleh pemimpin, kebijakan akan selalu dibuat oleh pemimpin, komunikasi hanya berlangsung dalam satu arah dimana dari pimpinan ke bawahan bukan sebaliknya, pengawsan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) dari para bawahannya dilakukan dengan ketat, tak ada kesempatan untuk para bawahan dalam memberikan (pendapat, saran atau pertimbangan), lebih banyak mendapatkan kritikan dibanding pujian, menuntut adanya kesetiaan dan prestasi yang sempurna dari para bawahan tanpa adanya syarat, dan cenderung memberikan paksaan, hukuman dan anacaman
·
Gaya
Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah
suatu kemampuan dalam mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja
sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau
kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan
pimpinan. Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini
yaitu memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam
melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat
bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah
dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun sebaliknya, pengawasan terhadap
(sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan
wajar, prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak
kesempatan dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang
diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat
instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk
memunculkan saling percaya dan saling menghormati.
·
Gaya
kepemimpinan delegate Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu
pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan
kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan
segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri
khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan
demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi
adanya karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai
kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara waktu tak bisa
dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab. Gaya kepemimpinan
delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff yang dimiliki ternyata
mempunyai motivasi dan kemampuan yang tinggi. Dengan demikian pimpinan tak
terlalu banyak dalam memberikan perintah kepada bawahannya, bahkan pemimpin
akan lebih banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya.
·
Gaya
kepemimpinan birokratis. Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan
pernyataan “Memimpin berdasarkan adanya peraturan”. Perilaku memimpin yang
ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku
untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan
membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan
tidak ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan
sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan
bertindak, itupun tak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku.
Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan
menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan
memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya; Pemimpin akan
menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan akan melakukan tugas; Adanya
sanksi yang sangat jelas kalau seorang bawahan tidak bisa menjalankan tugas
sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan.
·
Gaya
kepemimpinan entrepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian
pada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk
kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasanya akan selalu
mencari pesaing dan akan menargetkan standar yang tingg
III.
Case :
Setiap
pemilihan umum gubenur PADA 2000 sampai
pada tahun 2008 di kalimantan Barat calon dari suku mayoritas ( dayak ) selalu
di pecundangin oleh suku minoritas hal ini di karenakan tidak adanya seseorang
yang berjiwa pemimpin yang ideal yang dimiliki oleh pasangan dari calon suku
Dayak. Hal ini mengakibatkan adanya masalah karena pemimpin-pemimpin di
berbagai daerah yang mayoritas dayak tetapi dipimpin oleh suku lain walaupun orang
tersebut bukanlah asli masyarakat daerah tersebut. Dan masalah yang sering
muncul dalam beberapa tahun yang lalu adalah
adanyan masalah antar suku baik itu dari suku dayak sendiri atau pun dengan
suku lainya yang tapi belum secara efektif bisa di selesaikan oleh pemimpin
yang dari suku minoritas tersebut. Selain itu yang paling mencolok dari dari
kepemimpinan-kepemimpinan gubernur terdahulu adalah kurangnya pengembangan budaya dayak sehingga jauh tertinggal dari
provinsi di kalimantan lainnya, dari sisi infatruktur juga banyaknya
pembangunan yang hanya difokuskan di pusat di kota saja sehingga banyak daerah
terpencil yang semakin tertinggal.
Kehadiran
Gubernur Cornelis ini lah yang membuat pardigma baru di kalimantan barat dengan
kepiawaian
kepemimpinanya
bisa menyatukan semua masyarakat dayak sehingga menjadikan suku dayak
sebagai pemimpin perubahaan di kalimantan Barat.
RUMUSAN
MASALAH
·
Bagaimanakah Strategi pak Cornelis dalam memenangkan pemilihan Gubernur pada
tahun 2008?
·
Bagaimanakah jiwa kepemimpinan
yang melekat pada gubernur Cornelis?
·
Perubahaan apa sajakah
yang telah dilakukan oleh Gubernur Cornelis sampai sekarang ?
IV.
Pembahasan
Cornelis menjadi gubernur kalimantan
barat karena kepiawaiannya melihat
fenomena etnisitas dan agama di provinsi kalimantan Barat.
Itulah kesimpulan saya ketika dahulu mendengar Cornelis
memenangkan Pemilihan kepala daerah di Kalimantan Barat. Salah satu strategi
yang terlihat mencolok dalam setiap kampanye adalah penggunaan Identitas etnis dengan muatan propaganda seperti simbol,musik,
tarian dan kentalnya adat istiadat dayak
setiap kampanye selalu di lakukan dari Dari
satu rumah panjang ke rumah panjang lain,dari satu gereja ke gereja lain, Dari
satu kampung ke kampung lain.Selain itu pemilihan wakil dari ras tionghoa
merupakan strategi jitu yang memenangkan mereka pada Pemilihan pada tahun 2008
·
Penggunaan Simbol-simbol Dayak
Sumberfoto:https://www.google.co.id/search?q=foto+gubernur+Cornelis+adat+dayak&hl=id&biw=1093&bih=494&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKsP7zmcbQAhUPSo8KHduUDRgQ_AUIBigB#imgrc=QaaCBkuZm4sSsM%3A
Penggunan simbol dayak sering digunakan
saat kampanye di berbagai daerah salah strategisatunya dalah penggunaan Panglima
dayak. Panglima dayak merupakan petinggi yang memimpin sub-sub dayak yang ada
di kalimantan Barat. Panglima ini merupakan simbol dari persatuan masyarakat
dayak yang ada di berbagai daerah, sehingga dengan strategi ini banyak
panglima-panglima dayak yang ada di kalimantan barat mulai bersatu dan menjadi
tim kemengan Cornelis dalam pemilihan Gubernur sehingga presentase kememngan Cornelis
dalam memenangkan pemilihan satu putaranpun semakin lebar dan ini terbukti
dengan unggulnya jumlah suara pasangan Cornelis dari pada pasangan calon lainya
sehingga berhak menjadi gubernur kalimantan barat..
· Pengunaan
Musik dan Tarian
Selain menjadi dayak tarik masa
kampanye, Manfaat acara Gawai idayak ni
juga memperkuat personal branding dari Cornelis sebagai seseorang yang sangat
peduli dengan budaya dan dekat dengan masyarakat. Orang dayak memilik perasaan
solidaritas yang tinggi antar sesama, sehingga dengan startegi ini membuat Cornelis
semakin majadi pilihan pertama dalam pemilihan Gubernur di kaliamantan barat.
·
Penggunaan
Adat Istiadat yang kental
Sumber
foto : https://www.google.co.id/search?q=foto+gubernur+Cornelis+adat+dayak&hl=id&biw=1093&bih=494&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKsP7zmcbQAhUPSo8KHduUDRgQ_AUIBigB#imgrc=wYqSmIQhX1aJZM%3A
Hampir setiap Kampanye Cornelis
menggunakan adat istiadat yang kental seperti yang ditunjukan gamabar di
samping, yaitu adat Pancong Buluh Muda atau yang bisa sebagai pemotongan batang
bambu muda. Adat ini selalu dilakukan saat ada orang penting yang berkunjung ke
daerah suku dayak. Hal ini merupakan strategi Cornelis bahwa Budaya dayak
merupakan budaya yang mutlak harus selalu di laksanakan di bumi Borneo selain
itu juga dengan adanya kegiatan seperti ini tentu meperkuat identitas Cornelis
sendiri sebagai Putra Asli Dayak Kalimantan Barat. Kepiawainya Cornelis meracik strategi
pada saat kampanye memang sangatlah sukses, hal ini diperkuat dengan fakta
dilapangan walaupun berada di daerah konflik yang dimana rentan terjadinya
pertikaian antar suku mampu di redam dan di
manage dengan baik sehingga penggunaan politik yang menggunakan entis dan
budaya tertetnu bisa laksanakan denga tepat.
Pemilihan
Calon Wakil Gubernur yang tepat
Pada
mulanya pak Cornelis akan mengusung
pendamping yang dari etnis muslim yang bernama Suryansyah. Suryansyah merupakan
kalangan Nahdlatul Ulama (NU) mula-mula digadang untuk menjadi pendampingnya.
Masyarakat di kalangan Nahdliyin sudah
bersemangat menerima kemungkinan itu. Tetapi, ada beberapa nama lain juga
disodorkan kepada ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kalbar
ini. Kabarnya sangat banyak. Namun, kemudian Cornelis lebih memilih Christiandy
Sanjaya. Christiandy, orang Cina. Mengapa dia pilih Christiandy? “Saya ingin
menang,” begitu kata Cornelis kemudian soal pilihannya itu. Itu dikatakannya
saat menjawab pertanyaan saya dalam acara Refleksi Akhir Tahun di Hotel
Gajahmada Pontianak, (30/12/08) dikuti dari Trubunews. Apa
hubungannya Christiandy dan kemenangan Cornelis? Hitungan
sederhana saja. Menurut hitung-hitungan Cornelis, suara orang Dayak bulat
mendukungnya. Dia percaya mendapat dukungan penuh karena dialah satu-satunya
calon gubernur yang orang Dayak. Dukungan solid ini
ditambah lagi suara orang yang beretnis Tionghoa . Orang percaya komunitas
Tionghoa ini termasuk masyrakat yang solid, maka Soliditas ini pasti akan dapat
mengungguli laju calon lain. Apa hubun
·
JIJiwa kepemipinan Cornelis
Banyak yang mengatakan ayah dari dua orang
putri dr. Karolin Margaret Natasha dan
Angelina Fremalco, SH- berwatak keras dan disiplin yang tinggi. Didikan ini
dibentuk dari sang ayah yang merupakan anggota Polisi.Kedisiplinan merupakan didikan utama yang diberikan oleh sang
ayah. Kendati begitu jiwa pemimpin yang ada pada dirinya menurutnya tidaklah
lahir dari didikan orangtuanya, tapi dari pendidikan. Dengan kata lain dibentuk
oleh pemerintah lewat Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Begitu juga
lingkungannya, Cornelis kecil hidup di tengah-tengah masyarakat Melayu di
Sukadana Ketapang. Dari berbagai pendidikan dan pengalaman kerja di
pemerintahan inilah yang membuatnya bisa menjadi figure pemimpin yang sangat
dicintai masyarakat Landak. ”Cornelis bukan siapa-siapa, saya hanya orang
biasa,” katanya menjawab Kesuksesan yang
diraihnya menurutnya karena disiplin hidup dan prinsip yang selalu dipegangnya.
Yaitu tidak boleh mengambil hak orang lain. Sangat sederhana, namun prinsip
tersebut menurutnya menjadi dasar sikap dan pendirian yang diambilnya dalam
berbagai situasi dan kondisi. Gaya kepemimpinan
Cornelis juga sangat demokratis karena dalam melakukan kegiatan atau kebiajakan
selalu mendegarkan dulu aspirasi yang ada sehingga keputusan yang dibuat
merupakan keputusan yang telah disepakati bersama.
Kharisma Orator Ulung
Pencapaian yang diperoleh Cornelis saat ini, merupakan usaha dari perjalanan yang panjang. Mulai dari KAUR Bangdes Kecamatan Mandor pada 1979-1986. PU Kabag Pemdes Kntor Bupati Kabupaten Pontianak pada 1989. Camat Menjalin pada 1989-1995. Camat Menyuke pada 1995-1999. Kasubdin Pengawas Dinas Pertambangan Provinsi Kalbar pada 1999-2001. Bupati Landak 2 periode pada 2001-2006 dan 2006-2011. Orasi yang dibawakan Cornelis dalam kampanye, amat menggugah. Kharismanya terpancar ketika ia berorasi di depan pendukungnya. “Kalau takut, jangan berani-berani. Kalau berani, jangan takut-takut,” seru Cornelis. Yang disambut riuh tepuk tangan. Bahkan dengan suara lantang Cornelis mengatakan akan berjuang bersama kaum proletaar, kaum tertindas, dan wong cilik. Dengan mengusung membangun ekonomi kerakyatan melalui perbaikan infrastruktur. Pengembangan Sumber Daya Manusia pun tak lepas dari program yang telah dicanangkannya. “Pembangunan dimulai dari manusianya untuk Indonesia,” ujar Cornelis saat berkampanye. Sesuai dengan teori di tinjuan konseptual diatas,kita bisa menyimpulkan bahwa Kepemimpinan Cornelis sesuai dengan Teori social, Teori yang menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk dapat menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan. Kepiawaian Kepemimpinan Cornelis merupakan hasil sebuah proses dari sebuah lingkungan baik itu dididikan dari keluarga, Pemerintah serta pengalaman menjabat sebagai pegawai negri. Hal ini lah yang membuat sosok Cornelis menjadi pemipin yang ideal bagi kaum Mayoritas.
Pencapaian yang diperoleh Cornelis saat ini, merupakan usaha dari perjalanan yang panjang. Mulai dari KAUR Bangdes Kecamatan Mandor pada 1979-1986. PU Kabag Pemdes Kntor Bupati Kabupaten Pontianak pada 1989. Camat Menjalin pada 1989-1995. Camat Menyuke pada 1995-1999. Kasubdin Pengawas Dinas Pertambangan Provinsi Kalbar pada 1999-2001. Bupati Landak 2 periode pada 2001-2006 dan 2006-2011. Orasi yang dibawakan Cornelis dalam kampanye, amat menggugah. Kharismanya terpancar ketika ia berorasi di depan pendukungnya. “Kalau takut, jangan berani-berani. Kalau berani, jangan takut-takut,” seru Cornelis. Yang disambut riuh tepuk tangan. Bahkan dengan suara lantang Cornelis mengatakan akan berjuang bersama kaum proletaar, kaum tertindas, dan wong cilik. Dengan mengusung membangun ekonomi kerakyatan melalui perbaikan infrastruktur. Pengembangan Sumber Daya Manusia pun tak lepas dari program yang telah dicanangkannya. “Pembangunan dimulai dari manusianya untuk Indonesia,” ujar Cornelis saat berkampanye. Sesuai dengan teori di tinjuan konseptual diatas,kita bisa menyimpulkan bahwa Kepemimpinan Cornelis sesuai dengan Teori social, Teori yang menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk dapat menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan. Kepiawaian Kepemimpinan Cornelis merupakan hasil sebuah proses dari sebuah lingkungan baik itu dididikan dari keluarga, Pemerintah serta pengalaman menjabat sebagai pegawai negri. Hal ini lah yang membuat sosok Cornelis menjadi pemipin yang ideal bagi kaum Mayoritas.
·
Perubahan di masa kepemimpinan Gubernur Cornelis
Selama
memimpin Kalimantan Barat, Gubernur Kalbar Cornelis dinilai telah berhasil membangun
provinsi yang dilintasi garis khatulistiwa ini. Banyak penghargaan diberbagai
bidang yang berhasil diraih. Tolak ukur keberhasilan Cornelis
selama memimpin Kalimantan Barat dibuktikan dengan 19 penghargaan yang diraih
selama memimpin Kalbar, salah satunya adalah Infrastrukur
1.
Jembatan Pak kasih Atau jembatan Tayan
Sumberfotohttps://www.google.co.id/search?q=jembatan+tayan&biw=1093&bih=494&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwiWltixl8bQAhUBNY8KHWy1C20Q_AUIBigB#imgrc=yCTWjEy6SWEacM%3A
Jembatan
pak kasih atau yang bisa disebut jembatan tayan ini merupakan pembangunan yang
sangat vital dan bermanfaat bagi
masyarakat Kalimantan barat dan wilayah kalimantan lainya. Jembatan ini
merupakan penyambung kota pontianak dan kota ketapang selain itu juga dengan
pembangunan jembatan ini membuat trasportasi dengan menggunakan jalur darat dari kalimantan barat ke kalimantan
tengah bisa sangat cepat. Selain menjadi penghubung antar wilayah jembatan ini
sangat membantu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik dari perdagangan
yang semakin lancar antar wilayah serta meningkatkan lapangan pekerjaan dari
banyaknya investor yang masuk serta membuat sentra ekonomi baru di wilayah
terpencil yang berada di jalur trans kalimantan.
2.
Pembangunan jalan di perbatasan malaysa
Sumber
foto : Yudhadepp’s.blogspot.com
Semenjak Gubernur Cornelis menjadi gubernur dua periode banyak
hal yang telah dilakukan salah satunya adalah pembangunan infrastrukkur jalan
di perbatasan malaysa hal ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat di
perbatasan karena dengan adanya infrastruktur yang baik tentu perekonomian di
masyarakat akan meningkat, Mereka dengan sangat mudah untuk berdagang karena
dari sisi logistik tidak menjadi masalah lagi karena pengiriman barang dari
kota pontianak dan sekitarnya bisa dilakukan dengan cepat. Selain itu juga
membuat masyarakat semakin mencintai indonesia karena menggangap daerah mereka
sekarang mulai di perhatikan oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur jalan
ini juga membuat banyak investor tertarik menamankan modal di kalimantan barat
hal ini juga akan berdampak dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap
jika banyak perusahaan yang akan mendirikan perusahaan di kaliamntan barat.
3.
Pertanian
Sumber foto :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2IbbfDNElmVJ-Wg9tI8R8kUKEKqQOozUf3bZT8toePYP3RO5CNciPuN6HdR5-_YoeOebSNcOpqN6-2gF_UheyCmEnlp_zfnic7BJXG4EF3jzSIoU9_PXHVQfPCoXV-Yp1YFiVazH8dqA/s1600/Rekor+Muri+by+Lukas.jpg
keberhasilan mencetak 17.000
hektare sawah baru di Provinsi Kalimantan Barat tanpa konflik masalah
kepemilikan lahan dengan masyarakat, membuat Gubernur tercatat dalam Museum
Rekor Dunia Indonesia Dia menyatakan, sebelumnya,
areal persawahan yang ada di Kalbar hanya 500 ribu hektare. Dengan adanya
tambahan sawah baru, maka total areal persawahan menjadi 517.000 hektare. Cornelis pun mengharapkan bahwa kebijakan yang pemerintah
lakukan ini akan bermanfaat bagi petani padi yang ada dikalimantan barat
sehingga bisa mencukupi kebutahan beras yang ada dikalimantan barat.
4. Pemabangunan budaya
yang begitu pesat
Sumber foto https://www.google.co.id/search?q=foto+gubernur+cornelis+adat+dayak&hl=id&biw=1093&bih=494&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKsP7zmcbQAhUPSo8KHduUDRgQ_AUIBigB#hl=id&tbm=isch&q=rumah+betang+dayak&imgrc=jHDr_IcYkaFwNM%3A
Rumah
betang merupakan sebuah bentuk rumah
tradisional yang menjadi rumah adat dan identitas dari suku dayak. Rumah betang
ini merupakan icon terbaru kota pontianak yang bertujuan untuk menciptakan
identitas yang sangat menonjol di kalimantan Barat. Ini merupakan pembuktian pemerintahan
Cornelis dalam membangun citra kota pontianak, selain itu pada tahun 2015
kemarin diadakanya pekan dayak nasional yang di hadiri berbagai etnis dayak
yang tersebar disemua pulau di kalimantan. Acara ini pun sukses besar karena
dalam hal ini Cornelis bisa manyatukan smua etnis dayak yang ada sehingga pada
beberpa bulan kemudian Cornelis diangkat sebagai PRESIDEN
MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL. Selain itu dengan adanya pembangunan rumah betang
modern di kota pontianak, membuat semua di kabupaten di daerah kalimantan barat
berloma-lomba ikut membangun rumah betang sebagai identitas, Balai pertemuan
dan tempat Wisata.
Rumah
betang kabupaten sanggau
Sumber
foto : https://www.google.co.id/search?q=foto+gubernur+cornelis+adat+dayak&hl=id&biw=1093&bih=494&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKsP7zmcbQAhUPSo8KHduUDRgQ_AUIBigB#hl=id&tbm=isch&q=rumah+betang+dayak+sanggau&imgrc=Po5zCBXUalkzCM%3A
Rumah
betang kabupaten sekadau
Sumber
foto : https://www.google.co.id/search?q=foto+gubernur+cornelis+adat+dayak&hl=id&biw=1093&bih=494&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKsP7zmcbQAhUPSo8KHduUDRgQ_AUIBigB#hl=id&tbm=isch&q=rumah+betang+dayak+sanggau&imgrc=Po5zCBXUalkzCM%3A
·
Munculnya
pemimpin etnis dayak yang menang di pemilihan di tingkat Bupati
Kemenagan Cornelis di pemilihan umum
pada tahun 2008 sangat membuat dampak yang besar pada tatanan iklim politik di
kalimantan barat.Salah satunya yang cukup berdampak adalah Kabupaten Sekadau
yang dimana saat berkampanye dahulu beliau mengatakan orang dayak bukan Cuma orang
pedakaman, bukan Cuma mau di perintah tapi sosok orang dayak adalah sosok
pemimpin karena siapa lagi yang mengerti tanah nuan ( diri sendiri) selain nuan
sendiri. Kampanye pada tahun 2008 inilah yang membuat masyarakat dayak sekadau
mempunyai tekad yang kuat untuk merebut puncak pimpinan yang dipimpin oleh dari
etnis melayu. Akhirnya saat pemilihan yang selanjutnya pasangan dari simon
petrus yang berasal dari putra dayak belitang bisa memenangkan pemilihan bupati
pada saat itu.
V.
Kesimpulan
Kepemimpinan
Gubernur Cornelis merupakan kepemimpinan yang tumbuh dan dibentuk dari pendidikan
serta pengalaman menjadi abdi Negara dari menempuh pendidikan APDN,menjadi
ketua diberbagai organisasi,kepala camat, serta menjadi Bupati di kabupaten
Landak. Kepemimpinan Cornelis ini sesuai dengan Teori social, yang menyatakan bahwa seseorang akan
dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu
memungkinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat memimpin asal
diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk dapat menjadi pemimpin
meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun istilah dari teori
kepemimpinan sosial ini yaitu Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan.
Strategi kampanye yang dilakukan
Cornelis sangat
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam memenangkan pemilihan Gubernur.
Cornelis berani berkampanye secara terang-terangan dengan menggunakan etnis tertentu, walaupun
startegi seperti ini sangat berbahaya tapi cornelis dengan kepiawainya mamapu
meracik dengan baik sehingga stratgei
tersebut tidak
menimbulkan konflik antar suku di Kalimantan Barat.
Motivasi yang diberikan saat Cornelis berkampanye
juga membuat banyak tokoh-tokoh masyarakat dari etnis dayak di berbagai daerah di kaliamantan Barat mulai bersatu. Sehingga hampir
semua kabupaten yang mayoritas masyarakatnya beretnis dayak dipimpin oleh
pemipin yang berasal dari
putra daerah merka yaitu putras asli suku dayak.
Daftar
Pustaka
Majalah topic edisi ke-96
http://yohanessupriyadi.blogspot.co.id/2010/05/penjual-pelita-menjadi-gubernur.html
http://borneoclimatechange.org/berita-1164-gubernur-kalbar-mengajak-dunia-bekerjasama-melindungi-hutan-dan-mengatasi-perubahan-iklim.htmlmasi
mengenai hal itu.
i”
Komentar
Posting Komentar